Senin, 26 Mei 2014

Senja. Kita.

Lombok, 21 April


Siapa sih yang tidak mencintai senja? Semburat oranye indah--seperti lukisan abstrak sang pencipta--yang terkadang dinilai orang identik dengan perpisahan. 
Tapi, bagiku tidak. Aku mencintai senja.
Jangan pernah tanya alasannya, karena sampai sekarang aku belum menemukan alasan yang tepat mengapa aku selalu rela menghabiskan waktuku hanya untuk melihat senja sampai langit berubah menjadi gelap. Aku hanya bahagia.

Seperti saat itu. Ketika kami duduk berdua ditempat duduk yang langsung mengarah ke pantai, dengan kedua tangan saling terkait. Kami hanya menonton senja, dan menghitung detik-detik terakhir sebelum matahari meninggalkan pelatarannya diufuk barat. Debur ombak yang tenang terasa seperti lantunan yang menenangkan. Juga, aroma laut yang khas. 
Betapa hal yang paling aku inginkan, terjadi begitu saja. Tanpa rencana, tanpa persiapan.

Hari itu adalah ulang tahunku. Tetapi tidak ada kue, lilin, ataupun detail perayaan seperti biasanya.
Aku hanya butuh berdua dengannya, tidak yang lain lagi. Tidak butuh apa-apa lagi.

"Selamat ulang tahun, sayang..."



Tidak ada komentar:

Posting Komentar